Oleh: Musri Nauli
Membaca gesture Jokowi dan kedatangan ke Candi Kedaton yang terletak didalam kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi adalah bentuk apresiasi dan perhatian penuh Pemerintah Pusat.
Sebagaimana yang telah dipublish resmi oleh Pemerintah Indonesia, Candi Kedaton di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi memiliki jejak-jejak peradaban yang harus terus dilestarikan. Candi yang terbentuk dari susunan batu bata itu berada di kawasan yang menjadi pusat pendidikan terbesar di Asia pada abad ke-7.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan kembali memulai restorasi kawasan Candi Kedaton di beberapa titik. Luas kawasan cagar budaya Muaro Jambi kurang lebih 3.980 hektare yang dilingkari sebuah kanal besar yang nanti akan diperbaiki.
Sudah lama keberadaan kompleks dan kawasan Candi Muara Jambi menarik perhatian internasional.
Menurut berbagai sumber menyebutkan, Candi terluas di Indonesia bahkan di Asia Tenggara, yakni Candi Muarojambi di Provinsi Jambi telah menjadi pusat perayaan Tri Suci Waisak 2562 BE/2018 di Sumatera.
Atau dengan kata lain, sejak 2018, Umat Budha di Sumatera memperingati puncak Perayaan Waisak di Komplek Candi. Berbarengan dengan puncak Perayaan Waisak nasional di Candi Borobudir.
Pada perayaan Waisak, Seluruh vihara yang ada di Sumatera kemudian berpuncak di Candi Muara Jambi. Seluruh vihara kemudian berkumpul dan diberi kesempatan untuk melakukan tradisinya.
Tradisi ini terus berlangsung hingga tahun 2021. Dan tentu saja akan berlangsung terus menerus. Sebagai bagian dari ritual perayaan Waisak.
Apabila dilihat dari periode waktu pendirian Candi Muara Jambi memang tidak jauh dengan waktu pendirian Candi Borobudur.
Terlepas apakah Candi Borobudur yang merupakan candi Budha terbesar di dunia yang dibangun masa Dinasti Syailendra dan diperkirakan abad 8 dan pada saat itu agama Hindu dan Buddha sama-sama berkembang di Pulau Jawa, Candi Muara Jambi merupakan pusat candi agama Budha. Dan pusat percandian Muara Jambi adalah pusat percandian terbesar di dunia.
Namun semangat ingin membangkitkan kebesaran nusantara, rencana memugar, mengembalikan bahkan membangun kembali kanal-kanal kuno adalah “oase” dari keresahan para arkeologi.
Bahkan Jokowi tidak tanggung-tanggung. Program Restorasi kawasan Kedaton adalah “puncak” dari keinginan menghidupkan sejarah bangsa adiluhung.
Dengan didampingi Menteri PUPR, perintah Jokowi jelas dan tegas. Sekaligus juga pesan, bagaimana di abad VI ketika kawasan Candi Muara Jambi dibangun, justru Indonesia sudah mampu Membangun komplek percandian yang megah. Di saat bangsa Eropa malah belum mengenal peradaban adiluhung.
Begitu pentingnya Kawasan (komplek) Candi Muara Jambi yang menempatkan Indonesia sebagai bangsa yang adiluhung sekaligus meletakkan Jambi dalam percaturan nasional dan global.
Sudah saatnya kita bergandengan tangan. Untuk membangkitkan karya-karya adiluhung bangsa Indonesia. Terutama peradaban Melayu Jambi yang harus diperhitungkan dalam kancah nasional dan global.
(Penulis merupakan Advokat yang tinggal di Jambi)
Komentar