Penamaan Stadion Tebo Hasil Sayembara Disoal

 

Bujang Nawi (kiri) dan Ansori Hasan
(Foto: Istimewa)

BETARA.ID, Tebo – Penamaan stadion sport center Kabupaten Tebo yang melalui proses sayembara dengan nama Sri Maharaja Batu mendapat kritik keras dari keluarga H. Nawawi Hasan pemilik tanah sebelumnya yang dilirk Pemerintah Kabupaten Tebo di jadikan stadion.

Salah satu keluarga H. Nawawi Hasan, yakni H. Ahmad Yani menyayangkan sikap Pemekab Tebo yang mengadakan sayembara penamaan stadion tanpa melibatkan keluarga besarnya.

“Untuk penamaan stadion yang sudah ditetpakan  denagan nama Sri Maharaja Batu atau Rajo Batu, saya dan keluarga besar tidak mempersolakan lagi. Namun dalam hal ini Pemkab melalui Dispora Tebo tidak melibatkan keluarga besarnya,” katanya, Selasa (21/12) kemarin.

Dirinya menyatakan sangat mendukung program pembangunan di Tebo. Dan ia beserta keluarga besar meminta kepada Pemkab Tebo untuk mengenang asal mula pemilik tanah dapat di lekatkan pada jalan masuk menuju stadion dengan nama H. Hasan Kamaluddin.

“Kalau pun tidak nama jalan, dapat juga di lekatkan pada nama pintu utama stadion sport center dengan nama H. Nawawi Hasan. Itu saja permintaan kami,” ucap Ahmad Yani yang juga akrab disapa Bujang Awi ini.

Sementara itu, Wakil Ketua II Persatuan Masyarakat Tebo (PERMATO), Ansor Hasan mengatakan sebelum nama stadion diresmikan dari hasil sayembara, sebaiknya Pemkab Tebo tetap minta masukan banyak pihak terutama ahli sejarah, tuo-tuo tengganai Kabupaten Tebo, agar tidak banyak masyarakat yang bingung dan bertanya siapa Sri Maharaja Batu.

“Jangan sampai nama yang diberikan tidak ada kaitannya dengan sejarah maupun perjuangan Jambi, khususnya yang berjasa dengan  kabupaten Tebo,” tegas Ansori, Rabu (22/12/2021).

“Saya lihat beberapa nama nama yang diikutkan dalam sayembara cukup bagus, namun harus ditinjau lagi dengan aspek sejarah dan perjuangannya jika itu diambil dari nama orang. Sri Maharaja Batu juga bagus, tapi Pemkab harus bisa menjelaskan siapa sebenarnya sosok itu. Kalau perlu diseminarkan dulu oleh para pakar sejarah, jangan sampai sudah diresmikan namun sesuai dengan yang diharapkan masyarakat kabupaten Tebo,” tambahnya.

Selama ini dikatakan Ansori masyarakat tidak banyak tau tentang sosok Sri Maharaja Batu, apalagi oleh kalangan millenial. Tidak salah sebelum di resmikan penamaan stadion tetap dilibatkan masyarakat dan para pakar sejarah.

“Saya turut mengapresiasi langkah Pemkab Tebo dalam melakukan sayembara penamaan stadion, tapi nama yang keluar tetap harus diberi penjelasan karena tentu penamaan stadion akan menjadi catatan sejarah dimasa yang akan datang,” tutupnya. (AF)

Komentar