BETARA.ID, BATANGHARI – Tim gabungan Ditreskrimsus Polda Jambi, Polres Batanghari, Kementerian ESDM, dan Dinas Lingkungan Hidup, mengecek lubang tambang batu bara yang belum direklamasi, Kamis (06/03/2025).
Hal ini sebagai tindak lanjut terkait dugaan kerusakan lingkungan di Koto Boyo, Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batanghari akibat tambang batu bara,
Pengecekan tersebut dipimpin Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Wendi Oktariansyah bersama Kasat Reskrim Polres Batanghari AKP Husni Abda, Kasat Intelkam Polres Batanghari Iptu Mulyadi, Kapolsek Batin XXIV, serta Inspektur Tambang Kementerian ESDM, dan Dinas Lingkungan Hidup.
Tim gabungan yang turun ke lokasi tambang fokus mengecek lubang-lubang besar yang dibiarkan menganga setelah eksploitasi batu bara, yang kini membentuk danau-danau.
Kasi Gakkum Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi Shinta Hendra menyebutkan, pihaknya bersama Ditreskrimsus Polda Jambi telah melakukan pengambilan sampel di dua titik diantaranya sampel di kolam satu yang terjadi limpasan.
Satu sampel lagi diambil dari air limbah kegiatan batu bara di outlet kolam terakhir. Dua sampel yang diambil ini untuk di uji di UPTD laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi.
“Kita sudah ambil sampel dan akan melakukan pengecekan, hasilnya kemungkinan 14 hari kerja baru bisa disimpulkan dan hasilnya akan diserahkan kepada Ditreskrimsus Polda Jambi,” ujarnya.
Sementara itu, Kasubdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Wendi Oktariansyah menjelaskan, hari ini pihaknya bersama Tim melakukan kegiatan pengecekan aktivitas Pertambangan Batubara di Desa Hajran, Kecamatan Bathin XXIV, pada IUP PT
Bumi Bara Makmur Mandiri (BBMM).
“Di lokasi kita bersama-sama melakukan pengecekan lit atau lbang tambang IUP PT. BBMM serta melakukan pengecekan terhadap lahan bekas pertambangan di Desa Hajran serta pengambilan titik koordinat menggunakan drone pada PT.BBMM dan PT.KAI,” ungkapnya.
AKBP Wendi menjelaskan, tim juga mengambilbsample air pada kolam setling pond (kolam limbah) pada inlet dan outlet oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk di cek di laboratorium.
“Di lokasi IUP PT.BBMM terdapat 3 pit/lubang tambang yang mana pada fit ke 3 terdapat genangan air akibat intensitas hujan yang tinggi,” jelasnya.
Di lokasi PT. BBMM juga ditemukan steling pound pada kolam 1 jebol dan airnya langsung mengalir ke sungai.
Tim gabungan juga mendatangi lokasi PT. Kurnia Alam Investama (KAI) untuk mengambil titik kordinat dan ditemukan adanya aktifitas pertambangan.
“Kita juga melakakukan pengambilan titik kordinat di PT.Batu Hitam Jaya (BHJ) dan ditemukan tumpukan batu bara,” katanya.
AKABP Wendi mengatakan, selain mengambil sampel dan titik koordinat tim gabungan juga masih menggali lebih lanjut alasan teknis, apakah ada kelalaian atau kesengajaan dari perusahaan.
“Tapi yang jelas, lubang-lubang ini tidak boleh dibiarkan begitu saja,” tegasnya.
Nantinya hasil dari pengecekan di lokasi dan sampel yang di uji akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
“Jika nanti terdapat tindak pidana yang menyebabkan kerugian atau ada kerusakan lingkungan akan kita tindak lanjuti,” katanya. (rdi)
Komentar