Tingkatkan Deteksi Penyakit Jantung, Heartology Kenalkan Terobosan Penanganan Penyakit Katup Jantung

BETARA.ID, Jambi – Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia, termasuk di Jambi.

Berdasarkan survei kesehatan Indonesia 2023, prevalensi penyakit jantung di Provinsi Jambi tercatat sebesar 1,56%, dengan kasus tertinggi pada kelompok usia di atas 50 tahun.

Salah satu penyakit yang sering luput dikenali namun dapat berujung fatal adalah penyakit katup jantung.

Penyakit katup jantung dapat terjadi di semua katup jantung yang ada, yaitu katup aorta, katup mitral, katup trikuspid atau katup pulmonal. Gangguan fungsi dapat berupa katup yang sulit untuk membuka (stenosis) atau katup yang tidak dapat menutup dengan rapat (bocor/regurgitasi).

Katup jantung dapat juga terkena infeksi. Pada orang dewasa, stenosis katup aorta, kebocoran katup mitral atau stenosis katup mitral merupakan penyakit katup jantung yang lebih sering ditemukan. Kondisi ini kerap disebut sebagai “silent killer” karena sering baru terdeteksi saat sudah parah.

Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai penyakit katup jantung serta tantangan intervensinya, Heartology Cardiovascular Center–rumah sakit spesialis jantung–mengadakan diskusi medis bersama para dokter umum di Jambi.

Kegiatan ini menghadirkan Dr. med. dr. Denio A. Ridjab, Sp.JP(K), Consultant Cardiologist Heartology Cardiovascular Hospital, untuk berbagi wawasan klinis dan teknologi terkini dalam menangani kasus-kasus katup jantung kompleks.

“Penyakit katup jantung dapat berkembang secara perlahan tanpa gejala khas, hingga tiba-tiba menyebabkan sesak napas, nyeri dada, berdebar-debar atau bahkan gagal jantung. Penyakit ini bisa dikenali lebih dini jika gejala-gejalanya dipahami dengan baik. Namun tidak jarang pasien datang dalam kondisi sudah rumit, termasuk adanya penyumbatan di arteri koroner akibat kalsifikasi,” ujar Dr Denio.

“Maka dari itu, bila ada gejala-gejala di atas yang bisa merupakan tanda peringatan awal, se ringan apapun hendaknya jangan disepelekan,” ungkapnya.

Penyakit Katup Jantung, Ancaman Tersembunyi Bagi Pasien

Di negara-negara maju dengan penghasilan tinggi, proses penuaan atau degeneratif merupakan penyebab tersering penyakit katup.

Sementara, di negara-negara yang sedang berkembang dengan pendapatan lebih rendah, sekuele atau gejala sisa dari penyakit demam rematik akut (penyakit jantung rematik) mendominasi penyebab penyakit katup jantung pada populasi dewasa muda.

Proses penuaan ataupun penyakit jantung rematik membuat perubahan fungsi katup yang umumnya timbul secara perlahan namun progresif.

Fase penyakit yang tidak menimbulkan gejala dapat berlangsung cukup lama. Dengan berjalannya waktu, gejala dan komplikasi dapat timbul, mulai dari yang ringan (seperti sesak, nyeri dada dengan aktivitas, kaki bengkak) hingga yang berat (seperti pingsan, sesak di saat istirahat dan gagal jantung).

Beban kerja jantung yang di fase awal masih dapat ditolerir, lama kelamaan akan menjadi lebih berat sehingga mengganggu fungsi jantung dan menyebabkan perubahan struktur jantung seperti penebalan dinding jantung atau pembengkakan rongga jantung.

Perubahan atau kerusakan terus menerus dapat menurunkan fungsi pompa jantung. Hal ini sangat menentukan prognosis atau luaran jangka panjang penyakit katup jantung.

Penanganan Penyakit Katup Jantung

Pengenalan dan deteksi dini mempunyai peranan yang sangat penting dalam penanganan penyakit katup jantung. Alat Ultrasonografi (USG) jantung atau dikenal juga dengan Echokardiografi dengan teknologi yang mutakhir merupakan penunjang diagnostik yang menentukan dalam penegakan diagnosis penyakit katup jantung.

“Penanganan tergantung dari derajat keparahan penyakit katup jantungnya. Pengobatan yang optimal sesuai panduan dari asosiasi jantung nasional maupun internasional dapat membantu mengurangi gejala, namun pada kelainan katup yang berat diperlukan tatalaksana invasif (bedah vs intervensi),” jelasnya.

“Penanganan bedah untuk mengganti atau mereparasi dapat dilakukan dengan membelah rongga dada baik secara konvensional di tengah atau dengan teknik operasi minimal invasif,” katanya.

Penanganan intevensi dilakukan dengan mengganti katup yang lama dengan katup yang baru melalui akses perkutan seperti pada kateterisasi jantung, bukan secara pembedahan dengan membelah rongga dada.

Contoh teknik ini adalah penggantian katup Aorta yang disebut TAVI (transcatheter Aortic Valve Implantation) yang mengganti katup Aorta lama dengan baru menggunakan kateter.

Teknik intervensi lain adalah mengurangi kebocoran katup jantung mitral dengan MitraClip, teknik menjepit daun-daun katup mitral yang menyebabkan kebocoran dengan menggunakan kateter.

Untuk katup Trikuspid, terdapat teknik TricValve yang dapat mengurangi beban kerja jantung pada kebocoran katup Trikuspid yang berat. Kelainan pada katup Pulmonal juga dapat ditangani dengan kateterisasi, baik penyempitan maupun kebocoran.

Terkadang penyakit katup jantung bisa juga disertai dengan adanya penyempitan pembuluh darah koroner yang juga membutuhkan penanganan.

Pada kasus seperti ini, penanganan menyeluruh secara bedah bisa menjadi pilihan utama. Teknik-teknik intervensi yang disebut di atas dapat menjadi alternatif pada kasus-kasus dimana bedah tidak dapat dilakukan karena adanya faktor penyulit atau risiko bedah yang tinggi.

Dalam praktik klinis, penanganan penyakit katup jantung membutuhkan ketepatan waktu mendeteksi dan terapi, baik obat-obatan maupun secara prosedural. Ketepatan mengenali gejala dan diagnosis akan menentukan luaran jangka panjang pasien.

Selain itu, screening dengan menggunakan echokardiografi membantu dalam mendeteksi kelainan pada katup jantung. Penjagaan dengan mencegah sklerosis pada katup dapat juga dicapai dengan menjaga kadar kolesterol dan gula.

Diskusi ini juga menjadi bagian dari upaya Heartology memperluas kolaborasi dengan dokter-dokter umum di luar Jakarta, termasuk di Jambi, sebagai mitra rujukan.

Harapannya, pasien dengan indikasi penyakit katup jantung atau kasus-kasus jantung kompleks bisa segera dideteksi dan bila diperlukan dapat dirujuk ke fasilitas spesialis yang tepat.

Hingga 2025, hampir 60% pasien Heartology berasal dari luar Jakarta—menunjukkan bahwa masyarakat di berbagai daerah semakin teredukasi dan percaya terhadap kemampuan Heartology dalam menangani kasus jantung yang kompleks, didukung teknologi terkini dan tim dokter subspesialis multidisipliner.

Heartology Cardiovascular Hospital merupakan pusat layanan jantung dan pembuluh darah yang berfokus pada diagnostik, tindakan intervensi dan bedah pada jantung dan pembuluh darah.

Berdiri di akhir 2023, hingga kini, Heartology ditopang 28 dokter sub-spesialis multi disipliner yang bekerja secara tim dan menangani setiap kasus jantung dan pembuluh darah secara maksimal.

Sebagai rumah sakit spesialis jantung, Heartology mampu menangani berbagai kondisi kesehatan jantung, dari mulai diagnostik jantung dan pembuluh darah, intervensi kardiologi dan pembuluh darah, gangguan irama jantung, jantung pediatrik, struktural sampai bedah jantung. (rdi)

Komentar