BETARA.ID, JAMBI — Warga Lorong Darmo Mulyo RT 33, Kelurahan Simoang III Sipin, Kecamatan Kotabaru, sejak beberapa waktu terakhir mengeluhkan aroma tak sedap di tempat tinggal mereka.
Bau busuk menyengat ini diduga berasal dari limbah dapur MBG milik salah satu perusahaan yang ada di tempat tersebut.
Bau yang tercium sejak beberapa minggu terakhir itu bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dinilai berpotensi mengancam kesehatan masyarakat.
Beberapa warga menyebutkan, aroma tak sedap muncul terutama di sore dan malam hari hingga radius puluhan meter dari lokasi.
“Ini bukan pertama kali. Sudah berulang kali terjadi. Kalau perusahaan benar-benar mengelola limbah sesuai aturan, tidak mungkin aromanya sampai sejauh ini,” ujar Agus warga sekitar dapur pengolahan makanan tersebut.
Banyak warga mengaku terpaksa menutup jendela sepanjang hari karena bau menyengat hingga menyebabkan pusing dan mual.
Beberapa rumah warga yang berada di jalur arah angin mengaku terdampak paling parah. Ruang tamu, kamar tidur, hingga dapur dipenuhi aroma menyengat sehingga aktivitas menjadi terganggu.
“Bau itu bisa masuk lewat ventilasi. Anak saya sampai mengeluh pusing dan tidak mau makan karena aromanya seperti limbah busuk,” keluh Ana, warga lainnya.
Warga menilai kondisi ini sudah tidak wajar dan menunjukkan adanya persoalan serius dalam pengelolaan limbah dapur MBG. Mereka meminta perhatian pemerintah sebelum dampak kesehatan semakin meluas.
Sejumlah warga menduga bahwa bau busuk muncul akibat pengelolaan limbah dapur yang tidak memenuhi standar sanitasi dan lingkungan.
Ada indikasi bahwa pembuangan limbah tidak diolah secara maksimal sebelum dilepas atau ditampung, sehingga menimbulkan aroma tak sedap.
“Kalau limbah itu dikelola benar, tidak akan bau seperti ini. Kami minta pemerintah jangan tutup mata,” ujarnya.
Warga juga mendesak pemerintah untuk melakukan inspeksi mendadak dan menindak apabila ditemukan pelanggaran.
Mereka menilai bahwa perusahaan harus bertanggung jawab dan tidak boleh mengabaikan dampak lingkungan.
Permasalahan ini sudah dilaporkan warga ke ketua RT 33 Simpang III Sipin. Laporan tersebut berisi permintaan agar instansi terkait, termasuk dinas lingkungan hidup, melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Masyarakat menegaskan bahwa mereka tidak berniat menghambat aktivitas perusahaan. Namun, mereka berharap perusahan pengolah makanan memperbaiki sistem pengelolaan limbah dan mematuhi aturan lingkungan agar masalah bau busuk tidak lagi mengancam kenyamanan.
“Kami hanya ingin udara bersih. Jangan sampai kami yang tinggal di sini jadi korban kelalaian,” ujar warga. (rdi)






